Translate

Selasa, 20 Januari 2015

Tarian Daerah Provinsi Sulawesi Utara

TARIAN DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA


* Tari Maengket


Maengket adalah paduan dari seni tari, musik dan nyanyi, serta seni sastra yang dikemas dalam lirik lagu yang dilantunkan. Lagu yang disusun untuk mendampingi tarian ini disebut neengketen. Kata maengket terdiri dari awalan ma dengan kata dasar engket. Kata ma berarti sedang melaksanakan dan engket artinya mengangkat tumit naik turun sesuai lagu.

Pertunjukan tari maengket diawali seorang penyanyi yang akan diikuti (diulangi) oleh orang lain. Tarian ini biasanya ditampilkan 20 sampai 30 orang yang terdiri dari laki-laki dan wanita yang dibentuk berpasangan dan satu orang perempuan bertindak sebagai pemandu. Biasanya  pakaian yang dikenakan berwarna cerah seperti merah, merah jambu, biru, kuning, hijau dan putih. Para penari prianya akan memakai ikat kepala berwarna merah. Tarian ini begitu dinamis, energik, dan relatif lebih bebas dari aturan. Anda akan mendapatinya masih beracu pada nilai dan gerakan asli.

Tari Maengket dibagi tiga bagian pertunjukan, yaitu: pertama, Maengket Makamberu yang dibawakan pada acara pengucapan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas keberhasilan panen. Dahulu penggarapan sawah atau ladang membutuhkan waktu yang panjang sehingga ketika musim panen tiba maka para petani merasa gembira dan mengungkapkannya dalam bentuk nyanyian dan tarian. Kedua, Maengket Rumamba, yaitu tarian yang didasari semangat gotong royong dimana semua warga saling membantu dalam melakukan kegiatan bersama seperti saat membangun rumah. Setelah selesai maka si pemilik rumah akan mengundang warga desa sebagai ucapan terima kasih dan syukur. Ketiga, adalah Maengket Lelaya'an, yaitu tarian yang melambangkan pemuda-pemudi Minahasa zaman dahulu saat mencari jodoh dan mengungkapkan isi hati mereka dengan nyayian dan tarian.

Seni Tari Maengket diperkirakan sudah ada di Minahasa sejak masa sistem bercocok tanam. Tarian tradisional rakyat ini hanya dipertunjukkan pada musim panen dengan gerakan sederhana dan hanya dipertunjukan dalam dalam upacara tertentu seperti Makamberu, Metabak, Masambo, Melaya dan Meraba. Akan tetapi, sekarang gerakan tarian ini lebih bervariasi dan kerap dipertunjukan sebagai sarana hiburan atau untuk menyambut tamu. Meski demikian, nilai, dan syair yang mendampingi juga gerakan asli dari tarian ini tidak pernah ditinggalkan.


 * Tari Pasanggaroma
Tari Pasasanggarroma adalah tari tradisional Sulawesi Utara yang berasal dari Kabupaten Talaud. Tari Pasasanggarroma diangkat dari ceritera rakyat masyarakat Talaud yang menggambarkan tentang bagaimana tatanan kehidupan sosial masyarakat Talaud dahulu dalam melakukan berbagai aktivitas dimana unsur kebersamaan selalu diutamakan sehingga daerah ini dikenal dengan semboyan kebersamaan ” SANSIOTE SAMPATE PATE ” yang artinya masyarakat Talaud dalam kehidupannya sehari-hari baik itu dalam bertani, sebagai nelayan dan dalam suka maupun duka atau aktivitas lainnya unsur kebersamaan sangat jelas terlihat, dan setiap saat selalu dilakukan Doa bersama sebelum dan sesudah melaksanakan aktivitas.
Oleh sebab itu dalam garapan Tari Pasasanggarroma unsur kebersamaan menjadi inti / tema pengungkapan ekspresi para penari melalui gerak dan alunan musik pengiring tari. Pasasanggarroma sendiri memiliki arti yaitu saling memberi tumpangan satu sama lainnya.
Pemeran Tari Pasasanggarroma adalah Penari terdiri dari 24 pasang (pria dan Wanita), memainkan alat musik : Keroncong 5 Orang, Gitar 3 Orang Tambur 4 Orang dengan menggunakan busana pakaian daerah Talaud

* Tari Katrili
Tari Katrili merupakan salah satu kesenian dari Minahasa. Menurut sejarahnya, tarian ini dibawa oleh bangsa Spanyol ketika menjajah bumi Minahasa beberapa tahun silam. Kisahnya, pada waktu bangsa Spanyol itu datang dengan maksud untuk membeli hasil bumi yang ada di Tanah Minahasa. Karena mendapatkan hasil yang banyak, mereka menari-nari tarian katrili sebagai ekspresi kegembiraan.
Lama-kelamaan mereka mengundang seluruh rakyat Minahasa yang akan menjual hasil bumi mereka didalam menari bersama-sama sambil mengikuti irama musik dan aba-aba. Ternyata tarian ini boleh juga dibawakan pada waktu acara pesta perkawinan di tanah Minahasa.
Sekembalinya Bangsa Spanyol kenegaranya dengan membawa hasil bumi yang dibeli di Minahasa, maka tarian ini sudah mulai digemari Rakyat Minahasa pada umumnya. Tari katrili termasuk tari modern yang sifatnya kerakyatan.
* Tari Kabasaran
Tou Minahasa atau orang Minahasa dalam sejarahnya merupakan waraney atau kesatria-kesatria perang di tanah Minahasa. Dulunya disebut tanah malesung. Tarian Kabasaran merupakan pencerminan salah satu kebudayaan Minahasa dari masa lampau. Berperang untuk tou Minahasa memang merupakan suatu yang diluhurkan  sebagai manusia yang gagah berani, mempunyai semangat perjuangan, dan kebijaksanaan. Setiap waraney dibekali dengan berbagai ketrampilan bela diri.
Pada awalnya tarian Kabasaran bernama sakalele dan berubah menjadi cakalele. Saka berlaga dan lele berlari, berkejaran melompat-lompat. Kata Kabasaran sendiri berasal dari bahasa Minahasa yaitu Kawasalan, ini kemudian berkembang menjadi “Kabasaran” yang merupakan gabungan dua kata “Kawasal ni Sarian” “Kawasal” berarti menemani dan mengikuti gerak tari, sedangkan “Sarian” adalah pemimpin perang yang memimpin tari keprajuritan tradisional Minahasa. Perkembangan bahasa regional Manado kemudian mengubah huruf “W” menjadi “B” sehingga kata itu berubah menjadi Kabasaran, yang sebenarnya tidak memiliki keterkaitan apa-apa dengan kata “besar” dalam bahasa Indonesia, namun akhirnya menjadi tarian penjemput bagi para Pembesar-pembesar.
Sampai saat ini tarian Kabasaran merupakan salah satu tarian sakral di Sulawesi Utara juga tarian sakral masyarakat suku Minahasa. Tari Kabasaran sangat akrab dalam kehidupan masyarakat Minahasa, tarian perang Kabasaran dalam kehidupan masyarakat Minahasa moderen, mendapat tempat dalam acara-acara besar seperti perkawinan, penjemputan, dan pengawalan secara adat bagi petinggi pemerintahan ataupun tokoh masyarakat.
Babak Tarian Kabasaran
1. Cakalele
Yang berasal dari kata saka yang artinya berlaga, dan lele artinya berkejaran melompat lompat. Babak ini dulunya ditarikan ketika para prajurit akan pergi berperang atau sekembalinya dari perang, babak ini menunjukkan keganasan berperang mereka pada tamu agung, serta untuk memberikan rasa aman pada tamu agung yang datang berkunjung, dimana mereka bisa membuat setan takut mengganggu tamu agung dari pengawalan penari Kabasaran.
2. Kumoyak
Yang berasal dari kata koyak artinya, mengayunkan senjata tajam pedang atau tombak turun naik, maju mundur untuk menenteramkan diri dari rasa amarah ketika berperang. Kata koyak sendiri, bisa berarti membujuk roh dari pihak musuh atau lawan yang telah dibunuh dalam peperangan.
3. Lalaya an
Pada bagian ini para penari menari bebas riang gembira melepaskan diri dari rasa berang, dibabak ini para penari bisa berekspresi riang, dibanding dua babak sebelumnya yang mengaharuskan mereka berwajah garang tanpa senyum.


 
* Tari Tatengesan

Tari Mesalai adalah salah satu tarian daerah Sulawesi Utara yang berasal dari kelompok budaya daerah Sangihe Talaud. Sejak abad ke 15 sampai dengan masa penjajahan Belanda, sistem pemerintahan di kepulauan Sangihe Talaud berada dibawah kekuasaan Raja-raja.
Tari Mesalai Tari Mesalai
Kehidupan di lingkungan istana telah diatur sedemikian rupa, mulai dari pimpinan yang tertinggi (Ratu) sampai ke tingkat bawahan yang disebut Mihinu (semacam pesuruh yang bertugas menyampaikan pengumuman/amanat Raja). Untuk mengurus rumah tangga kerajaan, ditunjuk seorang yang disebut Sadaha yang bertugas pula mengatur pelaksanaan upacara adat di lingkungan istana. Dalam hubungan dengan tugas menghibur Raja dan para Bangsawan, diperlukan beberapa jenis kesenian yang cocok dengan kehidupan istana.
Tari Mesalai atau lasimnya disebut Mesalai, termasuk salah satu tarian yang diangkat ke istana. Tarian yang dulunya oleh masyarakat dijadikan sebagai sarana pemujaan dalam upacara penyembahan kepada Ghenggona (Tuhan) menjadi tarian istana dan diberi nama Tari Gunde. Penari-penari gunde terdiri dari putri-putri kaum bangsawan. Sedangkan Mesalai yang lahir di lingkungan rakyat biasa tetap menjadi milik rakyat.
Di zaman dahulu kala, masyarakat Sangihe Talaud telah mengenal adanya kekuatan yang memberi hidup yang mereka sebut Ghenggona Langi, Dauatang Saluruang (Tuhan Yang Maha Tinggi, Penguasa Alam Semesta). Mereka menyadari bahwa segala sesuatu yang merupakan keberhasilan/keberuntungan adalah pemberian Ghenggona (Tuhan).
Itu sebabnya mereka wajib bersyukur dan menyembah. Dan Tari Mesalai merupakan bagian dari upacara penyembahan seperti:
  • Upacara Adat Menulude (Upacara Syukuran pergantian tahun)
  • Upacara Adat Mekawing (Upacara adat perkawinan)
  • Upacara Adat Dumangeng Bale (Upacara naik rumah baru)
  • Upacara Menondong Sakaeng (Upacara peresmian perahu baru)
  • Upacara Adat Mengasi (Menanam padi).
Upacara-upacara tersebut dianggap tidak lengkap, apabila tidak diikuti dengan Mesalai sebagai acara puncak setelah upacara inti selesai dilaksanakan. Segala keberuntungan, keberhasilan, mereka ungkapkan dengan penuh syukur sambil bergembira lewat Tari Mesalai.


* Tari Tumatenden

Tari Tumatenden adalah sebuah nama tari yang diangkat dari cerita rakyat yang berhubungan dengan sejarah (legenda) yang berlokasi di Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara, dimana berdiam orang pertama yang bermukim ditempat itu yang dikenal sangat rajin mengolah perkebunannya.
Tari Tumatenden Tari TumatendenIa bersyukur dalam pengembaraannya setelah ia berpisah dari kelompoknya (Simea). Ia menemukan tempat yang indah dan subur yang terletak di kaki gunung Temporok yang kini bernama Klabat. Ditempat ini pula mawanua dikejutkan oleh sembilan putri/bidadari dari khayangan yang sedang mandi dikolam bahkan mengambil hasil dari kebun miliknya.
Saat itu pula timbul niatnya untuk mencuri salah satu bayu (sayap) dari seorang bidadari yang ternyata adalah milik bungsu dari semblan bidadari, Mamanua membujuk Lumalundung untuk kawin dengannya tapi ada perjanjian kalau tidak boleh satupun dari rambut lumalundung yang jatuh. Dengan perasaan gembira mereka dikaruniai anak bernama “Walansendau”” tidak diduga rambut lumalundung jatuh maka sesuai perjanjian Lumalundung pun meniggalkan “Mawanua dan Walansendouw” Diperkebunannya atau sekarang disebut Tumatenden.
Menurut fungsinya, jenis tari Tumatenden termasuk seni tari pertunjukan/seni tomtonasia hiburan sosial bisa juga dipakai pada upacara perkawinan (adat Minahasa). Tari Tumatenden terdiri dari 9 putri dan 1 putra.
Musik dan lagu : Suling, Tambur, Lagu Tumatenden dalam gaya : purtamento, Sumber lagu: M.W Umboh, dialek : Minut-Tonsea.
 

* Tari Mane'e

Tari Mane’e Tari Mane’eTari Mane’e marupakan tarian tradisional yang berasal dari Talaud Sulawesi Utara. Tarian ini diangkat dari salah satu tradisi masyarakat Talaud dalam menangkap ikan. Tradisi ini muncul sekitar abad ke 12 di lingkungan masyarakat kepulauan ”Nanusa”, yang sampai sekarang ini masih dilaksanakan bahkan telah menjadi agenda tetap prosesi Mane’e di Kabupaten Talaud.
Mane’e berasal dari kata ”See yang artinya Ya” atau setuju/sepakat, sehingga kata Mane’e diartikan ” Penangkapan ikan secara tradisional melalui masyarakat yang bermusyawarah dan bermufakat untuk menangkap ikan secara bersama – sama.

Adapun tari Mane’e terdiri dari 10 tema yaitu:

  1. Mengotom Para artinya bermohon kepada Tuhan agar memperoleh hasil yang banyak
  2. Matuda Sammy artinya menuju tempat penangkapan ikan
  3. Manabbi’e Sammi artinya pembuatan alat penangkapan ikan dari janus
  4. Mamotte Sammi artinya Penebaran Janur
  5. Manolekke Sammi artinya Penarikan Janur
  6. Mamattae Inna artinya Penombakan Ikan
  7. Manganute Inna artinya Pengambilan Ikan
  8. Matahiate Inna artinya Pembagian Ikan
  9. Mapurette Suwanua artinya Kembali ke Kampung
  10. Manarim’ma Alana U Mawu artinya Penerimaan berkat melalui ucapan syukur.
Inti penyajian Tari Mane’e adalah mengungkapkan tentang kerja secara bersama atau gotong royong dalam masyarakat Talaud.
Tari Mane’e ditarikan kecara berkelompok pria dan wanita dengan musik pengiring : Suling, Tagonggong, tambur dan alat musik bambu. Penyebaran Tarian ini di Kabupaten Talaud

* Tari Tatengesan

Tari Tatengesan merupakan tarian tradisional khas daerah Sulawesi Utara yang berasal dari Minahasa yang diangkat dari ceritera rakyat tentang desa Tatengesan yang oleh kelompok seni budaya di desa tersebut diciptakan sebuah tari dengan judul tari Tatengesan.
http://www.seputarsulut.com/wp-content/uploads/Tari-Tatengesan.jpgTari Tatengesan pertama kali ditampilkan pada tahun 1983 dalam rangka memperingati terbentuknya desa Tatengesan di yang sekarang ini telah berada di daerah pemerintahan kabupaten Minahasa tenggara.
Tari Tatengesan ini mengisahkan tentang perjuangan masyarakat desa ketika melawan para bajak laut Mindanou yang datang dari perairan Filipina. Bajak laut tersebut sering mengganggu aktifitas masyarakat sehingga semangat untuk melawan para bajak laut dikobarkan melalui syair dan lagu Kiting-kiting.
Tata gerak dan pola garapan tarian ini mamadukan antara unsur-unsur nilai sejarah dengan tradisi budaya Minahasa yang diekpresikan melalui tata gerak dan karakteristik dalam 9 gerakan dengan paduan musik etnis Minahasa dengan pola komposisi dasar 3 nada.
Tarian ini oleh Taman Budaya Sulawesi Utara telah diolah sehingga menjadi suatu sendratari Tatengesan. Pemeran tarian ini ditarikan oleh pria dan wanita secara kelompok dengan jumlah penari 9 orang atau lebih.
Alat Musik Pengiring Tari Tatengesan :
  1. Musik Kolintang
  2. Tambur
  3. Suling bambu
  4. Tetengkoren
  5. Momongan
Penyebaran tarian ini : Desa tatengesan Minahasa Tenggara dan Manado.


* Tari Mokosambe

Tari Mokosambe adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari Bolaang Mongondow Sulawesi Utara. Tari ini diangkat dari ceritera rakyat Bolaang Mongondow yang mengisahkan tentang tujuh puteri/bidadari yang turun dari khayangan untuk mandi di suatu tempat pemandian yaitu disebuah lereng gunung Kamasaan Kec. Sang Tombolang Bolaang Mongondow.
Tari Mokosambe Tari MokosambeTari Mokosambe merupakan tarian hiburan yang diciptakan oleh Harzad Simanon (alm) dengan sumber ceritera rakyat dari bapak Bernard Ginupit. Pada saat putri-putri sedang mandi ternyata salah satu sayap yakni sayap dari putri bungsu yang bernama “ Bua Poyandi “ telah direbut oleh putra Raja yang bernama “Mokosambe” sehingga Putri bungsu ini tidak bisa kembali ke khayangan.
Putri bungsu ini tidak dapat mengelakkan niat baik dari pangeran Mokosambe, sehingga pada akhirnya “Bua Poyandi” dipersunting oleh Mokosambe. Tidak jauh dari tempat kejadian itu terdapat sebuah goa yang besar yang dihuni oleh seorang yang bernama “Bangkela” yang terkenal dengan buasnya apabila ia menghadapi musuh.
Penghuni goa ini mempunyai niat yang sama dengan mokosambe yaitu ingin mempersunting Putri Bungsu. Akhir kisah penghuni goa ini menyerah kalah atas kesaktian dari pangeran Mokosambe.
Kisah Mokosambe sebenarnya masih memiliki kelanjutan namun dalam penggarapan tari tidak dilanjutkan. Tarian ini dalam garapan berfungsi sebagai tari hiburan.

Alat Pengiring Tari Mokosambe :

  1. Gendang panjang
  2. Gulantung Molaben (Gong besar)
  3. Gulantung Mointok (Gong kecil)
  4. Bansi ( Suling )
Pakaian : Daerah Bolaang Mongondow dilengkapi dengan atribut :
  1. Selendang
  2. Keris
Penari : 7 (tujuh) wanita dan 2 (dua) Pria, lokasi penyebaran Kabupaten Bolaang Mongondow
 

 * Tari Nyiur Melambai

Tari Nyiur Melambai merupakan tari kreasi dari daerah Sulawesi Utara dimana dalam garapannya mengungkapkan tentang bagaimana keindahan dan suburnya alam Sulawesi Utara sehingga banyak tanaman menghasilkan buahnya, disamping itu pula kehidupan sosial masyarakat Sulawesi Utara yang terkenal dengan hidup rukun dan damai.
Tari Nyiur Melambai dikisahkan sebagai sebuah pohon kelapa yang makin tinggi pohonnya makin produktif hasilnya, namun tinggi pohon kelapa tersebut makin banyak diterpa angin. Tapi kenyataannya karena begitu kokoh dia berdiri maka angin apapun yang datang dia tetap kokoh. Demikian halnya masyarakat Sulawesi Utara makin erat persatuan yang dimiliki makin banyak pula tantangan yang dihadapi, karena kokohnya persatuan yang ada di masyarakat Sulawesi Utara semua tantangan yang datang tidak dapat memecah belah masyarakat yang ada.
Keutuhan pohon kelapa mulai dari akar sampai kedaun menggambarkan semangat persatuan dan kesatuan masyarakat Sulawesi Utara dalam menghadapi tantangan yang ada baik dalam kehidupan sosial, pekerjaan, pergaulan muda mudi dan semuanya dihadapi dengan penuh ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tarian ini ditarikan secara berkelompok  baik oleh pria dan wanita. Jumlah penari Wanita 5 (lima) orang atau lebih, Pria 5 (lima) orang atau lebih bisa berpasangan bisa pula tidak berpasangan. Wilayah Penyebaran Tarian ini : Manado, Tomohon, Minahasa.

Alat Musik Pengiring Tari Nyiur Melambai :

  1. Tambur Minahasa
  2. Tagongong Sangihe
  3. Rebana Bolaang Mongondow
  4. Kolintang Minahasa
  5. Tetengkoren Minahasa
  6. Momongan Minahasa

Senin, 19 Januari 2015

Ikon Wisata Provinsi Sulawesi Utara

IKON PROVINSI SULAWESI UTARA


1. Kota Manado
Taman Nasional Laut Bunaken
 

Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Kota Manado Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat bagi 390 spesies terumbu karang dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai. Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi wilayah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.
Taman Nasional Bunaken secara resmi didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini kepada UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia. Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini mengalami degradasi kecil akibat penambangan terumbu karang, kerusakan akibat jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, kegiatan menyelam dan sampah. World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai bagian dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.

2. Kota Bitung
Selat Lembeh

Selat Lembeh merupakan bagian dari wilayah Pulau Lembeh, Kota Bitung, di Provinsi Sulawesi Utara. Perairan sepanjang 16 kilometer dan lebar 1-2 kilometer tersebut setidaknya memiliki 88 lokasi titik selam. Meskipun tidak seterkenal Taman Nasional Bunaken (TNB) namun keanekaragaman hayati Selat Lembeh patut diperhitungkan. Detail kecantikan mereka yang luar biasa merupakan obyek mahal bagi para pecinta fotografi bawah air. Dari sinilah julukan “The Mecca of Macro Photography” melekat pada Selat Lembeh.
Selain itu, perairan Selat Lembeh mempunyai peran multifungsi seperti pelabuhan, transportasi laut lokal, perikanan dan kelautan, kegiatan industri, perkapalan, pariwisata, basis keamanan laut, serta laboratorium alami.

3. Kota Tomohon
Gunung Lokon
Berkas:Lokon.JPG
Gunung Lokon merupakan sebuah gunung yang terletak di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Gunung ini mempunyai ketinggian mencapai 1.580 m.Gunung yang hingga saat ini masih aktif memberikan sebuah panorama pegunungan yang sangat luar biasa serta lahar yang telah membatu yang memanjang berkelok-kelok hingga ke dekat kawah yang sering mengeluarkan asap. Dengan jalan kaki yang relatif cepat hanya akan memakan waktu sekitar 45 menit untuk bisa mencapai dan melihat kawah tersebut. Waktu yang paling tepat untuk memulai sebuah perjalanan dari daerah Kakaskasen, Tomohon adalah pada waktu pagi, sekitar pukul 7 dan bisa tiba di kawah itu pada saat udara pagi yang masih sejuk. 
Bersama dua gunung yang lain yaitu Gunung Masarang dan Gunung Mahawu, Gunung Lokon menjadi seperti penjaga untuk kota Tomohon yang juga dikenal sebagai kota penghasil beraneka macam flora hias. Berada di puncak gunung itu pada waktu malam hari yang dingin, kita bisa seperti terbius keheningan dan kesunyian yang sangat sakral serta melankolis.

4. Kota Kotamobagu
Air Terjun Pomalingan Kolanan
Air Terjun Kobo Kecil
Di kelurahan Kobo Kecil Kecamatan Kotamobagu Timur Kota Kotamobagu (KK). terdapat sebuah air terjun yang membentuk lima tingkatan, Jaraknya pun tak cukup jauh, dari perkampungan. Pesona air terjun ini Pomalingan Kolanan, dimana lokasi sekitar air terjun,yang masih sangat alami. Kelihatan sangat jarang dijamah oleh tangan manusia, selain eksotisnya lima air terjun ini, pengunjung pun dapat menikmati alam yang masih perawan ini.

Udara yang segar serta gemerincing ranting dan daun pepohonan saat ditiup angin, menjadi sensasi tersendiri bagi yang menyukai kedamaian.



5. Kabupaten Bolaang Mongondow
Air Terjun Lolan
Tak hanya memiliki pantai pasir hitam yang memikat para pengunjung untuk datang ke tempat tersebut. Daerah ini juga mempunyai air terjun yang bisa menjadi tempat wisata yang asyik. Letak wilayah yang mudah di jangkau oleh masyarakat umum menjadi tempat ini mudah untuk dikenal dengan keindahan yang wajib dikunjungi. Dengan kondisi alam  itu, sehingga masyarakat Desa Lolan menjadikan prioritas utama untuk  dunia wisata  untuk Kabupaten Bolaang Mongondow.


6. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
Pantai Modisi
 Modisi adalah sebuah desa yang terletak di sebelah timur Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, dimana terdapat tempat wisata yang sangat strategis dengan panorama alam yang indah. Tempat wisata itu terkenal dengan nama Pantai Modisi. Pemberian nama Pantai Modisi karena lokasi tempat wisata tersebut terletak di desa Modisi. Dengan Pesona Bawah Laut yang sangat  indah dimana terdapat terumbuk karang yang masih terjaga keaslianya yang merupakan tempat dari biota laut seperti lobster, kepiting, ikan goropa dan lain sebagainya.

     Pengelolaan pantai modisi kini sudah semakin baik, Dengan tingkat keamanan yang terjamin 100% serta pelayanan yang baik, sehinggga Pantai Modisi sudah terkenal di beberapa daerah di Sulawesi Utara bahkan di Indonesia.


7. Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Danau Moat
Danau Moat terletak sekitar 17 kilometer sebelah selatan Kota Kotamobagu. Dengan ketingggian sekitar seribu meter di atas permukaan laut, ia berada di dalam kawasan Cagar Alam Gunung Ambang, salah satu gunung berapi yang terdapat di Bolaang Mongondow Timur. Sekitar 1,5 kilometer dari danau ini, terdapat pula danau kecil bernama Danau Tondok.
Panorama Danau Moat juga menjadikannya sebagai salah satu tempat wisata yang sangat diminati di Bolaang Mongondow Timur. Dengan luas 617 hektar, ia juga menjadi habitat ikan Sidat langka, yang dalam bahasa setempat disebut “sogili”. Yang membedakan ikan ini dengan jenis-jenis ikan sidat lain merujuk pada dadanya yang berwarna kuning. Jenis ikan macam ini hanya bisa dijumpai di Danau Poso dan Danau Moat. Dengan potensi yang dikandungnya, Pemerintah Indonesia telah menetapkan kawasan Danau Moat sebagai Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia. Dan Danau Moat pun menjadi kebanggaan sekaligus ikon dari Bolaang Mongondow Timur.

8. Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
Batu Pinagut
Batu Pinagut
Batu Pinagut ini terletak ± 3 Km dari Ibu kota Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Sedang jarak dari Manado sebagai ibu kota provinsi ± 300 Km. dapat juga dicapai dari Provinsi Gorontalo ±125Km. Batu Pinagut adalah salah satu tempat favorit di kalangan remaja, dewasa bahan orang tua pun tidak kalah aksi untuk bersantai dan melepaskan kelelahan ketika bekerja selama seminggu dan ingin luangkan waktunya untuk jalan-jalan di Batu Pinagut. Ditempat ini seakan-akan kita akan mendapatkan kedamaian ketika menikmati indahnya bebatuan dan pasir putih disekitarnya, tempat ini bisa menjadi alternatif bagi Anda berwisata dan melepaskan rasa lelah “binaut” kata orang Mongondow. Kami berharap Anda akan berkunjung ke Batu Pinagut dan berharap anda akan merasa tenang berada di sana.

9. Kabupaten Minahasa
Danau Tondano
Danau Tondano adalah danau terluas di Provinsi Sulawesi UtaraIndonesia. Danau ini diapit oleh Pegunungan Lembean, Gunung Kaweng, Bukit Tampusu, dan Gunung Masarang. Danau ini dilingkari dengan jalan provinsi dan menghubungkan kota TondanoKecamatan Tondano TimurKecamatan ErisKecamatan KakasKecamatan Remboken, dan Kecamatan Tondano Selatan. Danau ini merupakan danau penghasil ikan air tawar seperti ikan mujair, pior/kabospayangka wiko (udang kecil), nike sepat siang(arwana), tawes, pongkor, bontayan, lobster hitam, gurame kupu-kupu, karper.
Luas danau ini 4.278ha, dan terdapat pulau kecil bernama Likri (depan desa Tandengan kecamatan Eris) dan pulau papalembet depat toulumembet. Di tepi Danau Tondano terlihat jelas Gunung Kaweng. Konon danau ini terjadi karena letusan yang dahsyat karena ada kisah sepasang insan manusia yang berlainan jenis melanggar larangan orang tua untuk kawin (bahasa Minahasa: kaweng) dengan nekat lari (tumingkas) di hutan. Sebagai akibat melanggar nasihat orang tua maka meletuslah kembaran gunung kaweng tersebut sehingga menjadi danau Tondano.

10. Kabupaten Minahasa Selatan
Agrowisata Modoinding
13371514421677261675
Sebagai penghasil utama kebutuhan sayur mayur, daerah Modoinding, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) layak mendapat julukan "Dapur Indonesia Timur." Karena hampir 70 persen kebutuhan sayur mayur di Sulawesi Utara (Sulut) disuplai dari Lembah Modoinding. Dan bukan hanya di Sulut, tetapi hasil perkebunan Modoinding dibawa keluar hingga ke provinsi lain.
Daerah yang terletak di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut dan meliputi 10 desa ini punya potensi agrowisata nan indah. Tak kalah dengan agrowisata di Ubud, Bali atau di Jawa Barat. Hampir semua desa yang ada di Modoinding menyimpan potensi wisata dengan kearifan lokal serta kekhasan alam masing-masing.

11. Kabupaten Minahasa Tenggara
Pantai Lakban
Pantai Lakban di Kecamatan Ratatotok, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara merupakan salah satu potensi wisata yang menjanjikan. Dari Kota Manado, wisatawan harus menempuh jarak 3 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat.  Objek wisata ini cocok untuk menjadi tempat rekreasi karena fasilitas bermainnya yang cukup lengkap. Wisatawan bisa menyewa perahu-perahu untuk berkeliling atau berkunjung ke pulau kecil yang ada di dekat pantai. Termasuk menjelajahi Teluk Buyat dengan pemandangan gugusan karang. Di pantai ini juga terdapat bukit harapan. Uniknya terdapat masjid dan patung Yesus yang dibangun berdampingan.Ratatotok merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara yang menyimpan potensi wisata apa terlebih wisata bahari yang begitu menakjubkan. Pemandangan alam di daerah yang dahulu dikenal sebagai tempat penambangan emas milik Newmont, begitu memanjakan mata anda. Bagi pecinta dunia fotografi, Ratatotok merupakan salah satu tempat pemotretan terbaik di Sulawesi Utara. tak bisa dipungkiri keindahan pantai lakban memang menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Minahasa Tenggara apa terlebih ke Ratatotok. Akan tetapi tahukah anda bahwa Pantai Lakban hanya merupakan salah satu dari beberapa tempat wisata menarik di Ratatotok. Ada berbagai cara menikmati keindahan alam di Ratatotok, bukan hanya mengunjungi pantai Lakban. terdapat lebih dari 24 titik diving dan snorkling, berbagai bentuk terumbu karang yang didominasi oleh Acropora, Montipora, Soft Coral, Hard Coral berbagai jenis ikan (terdapat juga daerah yang disebut Nemo City), serta 3000 reef ball program konservasi laut PT. Newmont Minahasa Raya, dll.

12. Kabupaten Minahasa Utara
Taman Purbakala Waruga - Waruga Sawangan
Di Taman Purbakala Waruga-Waruga Sawangan ini terdapat 144 waruga yang dipindahkan ke tempat itu pada tahun 1817, setelah pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan larangan pada tahun 1800 untuk tidak lagi melakukan penguburan mayat di dalam Waruga karena bau yang keluar serta terjadinya wabah kolera, demikian menurut petugas yang menyertai kami berkeliling. Waruga adalah kubur orang Minahasa kuno berupa batu berongga bersegi empat setinggi sekitar 1 meter tempat meletakkan jasad si mati dalam posisi duduk, dan cungkup batu yang menutupinya. Satu Waruga biasanya digunakan sebagai batu kubur untuk satu keluarga, sehingga bisa berisi sampai 12 jasad, yang bisa dilihat dari jumlah garis yang ditoreh pada cungkup Waruga. Kesan memasuki sebuah Taman Purbakala sangat kuat dirasakan sesaat setelah memasuki kompleks Taman Purbakala Waruga-Waruga Sawangan, dengan deretan Waruga yang bersih dan terlihat cukup terawat dengan baik. Beberapa pepohonan tua yang tumbuh di dalam Taman Purbakala Waruga-Waruga Sawangan memperkuat suasana purba kompleks yang sangat unik itu.
13. Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang dan Biaro
Gunung Karangetang


Gunung Karangetang (dikenal juga dengan nama Api Siau) adalah gunung berapi yang terletak di bagian utara Sulawesi Utara,Indonesia tepatnya di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Gunung Karangetang adalah salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia dengan letusan sebanyak lebih dari 40 kali sejak 1675 serta banyak letusan kecil yang tidak terdokumentasi pada catatan sejarah. Gunung ini merupakan salah satu gunung berapi aktif di Indonesia. Pada letusan gunung Karangetang tahun 1997 menewaskan 3 orang.
Pada bulan Agustus 2007 terjadi letusan yang memaksa dilakukannya evakuasi dari sekitar gunung berapi

14. Kabupaten Kepulauan Sangihe
Gunung Api Bawah Laut Mahangetang
Di antara banyak gunung berapi terdapat dua gunung yang berada di perairan cukup dangkal. Salah satunya di Pulau Mahengetang, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.
Banua Wuhu, demikian masyarakat setempat menyebut gunung itu, berada hanya 300 meter dari sisi barat daya Pulau Mahengetang. Titik kepundan gunung ditandai oleh keluarnya gelembung di antara bebatuan pada kedalaman 8 meter. Suhu air rata-rata di sana 37-38 derajat celcius. Di sejumlah lubang, keluar air panas yang tampaknya mampu membuat tangan telanjang melepuh bila coba-coba merogoh ke dalamnya.
Kehidupan biota laut juga tak kalah menarik, koloni terumbu karang yang rapat dan sehat terhampar di kedalaman 10 hingga 20 meter.
Konon terdapat lorong bawah laut yang tembus dua arah. Masyarakat setempat menyelenggarakan upacara Tulude setiap akhir Januari. Dua minggu sebelum ritual tersebut, seorang tetua adat akan menyelam dengan membawa piring putih berisi emas ke lorong tersebut sebagai persembahan agar Banua Wuhu tidak marah (meletus).

 15. Kabupaten Kepulauan Talaud
Pulau Sara
Pulau Sara, terletak di kabupaten Kepulauan Talaud. Pulau ini dikelilingi oleh hamparan pantai pasir putih sejauh mata memandang. Ditutupi rerumputan hijau, pulau ini sangat alami dan menawan. Tempat yang asri ini merupakan habitat burung maleo, nuri dan kepiting kelapa.Selain keindahan pasir putih dan pemandangan rerumputan hijau yang menyejukkan, pulau ini juga memiliki karang yang indah. Berbagai spesies ikan dan makhluk laut lainnya hidup mengintari pulau ini, menjadi tempat yang indah untuk wisata diving.Untuk mencapai pulau Sara diperlukan perahu cadik. Dapat dijangkau dari Lirung, sekitar 45 menit dan dari bandara melonguane, Talaud Kabupaten pulau-pulau itu, sekitar 60 menit. Bagi anda yang ingin menikmati keindahan panorama alam dan bawah laut, pulau Sara menjadi salah satu pilihan tepat.


Sumber :
(http://id.wikipedia.org)
(http://totabuanews.com/2014/06/menelisik-air-terjun-pomalingan-kolanan-di-kobo-kecil/)
(http://dataexif.blogspot.com/2013/11/spot-fotografi-air-terjun-lolan.html)
(http://www.lenteratimur.com/danau-moat-siapa-punya/)
(http://kbsmansabolbar.blogspot.com/2012/11/tempat-wisata-batu-pinagut.html)
(http://travel.kompas.com/read/2012/10/29/16471126/Yuk.ke.Modoinding.Dapurnya.Indonesia.Timur)
(http://www.thearoengbinangproject.com/taman-purbakala-waruga-sawangan-minahasa/)
(http://www.sangihekab.go.id/page/view/106)

Senin, 05 Januari 2015

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

 Bolaang Mongondow Selatan

Lambang Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
Moto: -


Lokasi Sulawesi Utara Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.svg
Peta lokasi Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
Koordinat: -
ProvinsiSulawesi Utara
Dasar hukumUU Nomor 30
Tanggal21 Juli 2008
Ibu kotaMolibagu
Pemerintahan
 - BupatiH. Herson Mayulu S.IP
 - DAURp. 267.064.711.000.-(2013)
Luas1.932,30 km2
Populasi
 - Total57.001 jiwa (2010)
 - Kepadatan29,5 jiwa/km2
Demografi
 - Kode area telepon0434
Pembagian administratif
 - Kecamatan5
 - Kelurahan65
 - Situs webhttp://bolselkab.go.id/
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi UtaraIndonesia dengan pusat pemerintahan berada di Bolaang Uki. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow. Peresmian dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri, Mardiyanto di Manado pada hari Selasa, 30 September 2008.

Kantor Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

Referensi

  • Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan di Provinsi Sulawesi Utara
































( Sumber : http://id.wikipedia.org )